Mengenai Saya

Foto saya
hiduup q yang penuh batuu dan durii..tapii dengan sepertii ini lah aku semangat untuk menjalani harii- harii kuu..

Minggu, 15 Mei 2011

KET

BAB I
PENDAHULUAN
-
1.1 Latar belakang
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri.Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa ini disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu.
Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba (90%) terutama di ampula dan isthmus.Sangat jarang terjadi di ovarium, rongga abdomen, maupun uterus. Keadaan-keadaan yang memungkinkan terjadinya kehamilan ektopik adalah penyakit radang panggul, pemakaian antibiotika pada penyakit radang panggul, pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim IUD (Intra Uterine Device), riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, infertilitas, kontrasepsi yang memakai progestin dan tindakan aborsi.
Gejala yang muncul pada kehamilan ektopik terganggu tergantung lokasi dari implantasi.Dengan adanya implantasi dapat meningkatkan vaskularisasi di tempat tersebut dan berpotensial menimbulkan ruptur organ, terjadi perdarahan masif, infertilitas, dan kematian.Hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya angka mortalitas dan morbiditas Ibu jika tidak mendapatkan penanganan secara tepat dan cepat
Insiden kehamilan ektopik terganggu semakin meningkat pada semua wanita terutama pada mereka yang berumur lebih dari 30 tahun. Selain itu, adanya kecenderungan pada kalangan wanita untuk menunda kehamilan sampai usia yang cukup lanjut menyebabkan angka kejadiannya semakin berlipat ganda
Kehamilan ektopik terganggu menyebabkan keadaan gawat pada reproduksi yang sangat berbahaya. Berdasarkan data dari The Centers for Disease Controland Prevention menunjukkan bahwa kehamilan ektopik di Amerika Serikat meningkat drastis pada 15 tahun terakhir. Menurut data statistik pada tahun 1989, terdapat 16 kasus kehamilan ektopik terganggu dalam 1000 persalinan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Cuningham pada tahun 1992 dilaporkan kehamilan ektopik terganggu ditemukan 19,7 dalam 100 persalinan
Dari penelitian yang dilakukan Budiono Wibowo di RSUP Cipto Mangunkusumo (RSUPCM) Jakarta pada tahun 1987 dilaporkan 153 kehamilan ektopik terganggu dalam 4007 persalinan, atau 1 dalam 26 persalinan. Ibu yang mengalami kehamilan ektopik terganggu tertinggi pada kelompok umur 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun.Frekuensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0% sampai 14.6% . Kasus kehamilan ektopik terganggu di RSUP dr. M. Djamil padang selama 3 tahun (tahun 1992-1994) ditemukan 62 kasus dari 10.612 kehamilan.
Menurut data yang diperoleh dari di Ruang Camar III bagian Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, kasus kehamilan ektopik menduduki peringkat ke-8 dari 10 kasus Ginekologi terbanyak pada tahun 2004.





















BAB II
PEMBAHASAN
pengertian
Kehamilan ektopik terjadi bila sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium rongga uterus. Biasanya kehamilan ini terjadi di saluran falopii ( tuba falopii ) , uterus (diluar endometrium rongga uterus), ovarium, intraligamenter, rongga abdomen ( perut ), dan kombinasi kehamilan didalam dan diluar uterus.
Penyebab
Sebagian besar penyebab tidak diketahui. Tiap kehamilan diawali dengan pembuahan sel telur di bagian ampulla tuba ( ujung tuba ), dan dalam perjalanan ke uterus hasil konsepsi tersebut mengalami hambatan sehingga pada saat nidasi masih di tuba, atau nidasinya di tuba dipermudah. Resiko terjadinya kehamilan ektopik meningkat dengan adanya beberapa faktor, termasuk riwayat infertilitas, riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, operasi pada tuba, infeksi panggul, penggunaan IUD ( spiral ), dan fertilisasi in vitro pada penyakit tuba.
Gejala yang ditimbulkan
Gejala klasik adanya kehamilan ektopik terganggu adalah: Tidak mendapatkan menstruasi. Nyeri perut bagian bawah yang sangat dan berawal dari satu sisi, kemudian ke tengah, dan ke seluruh perut bagian bawah akibat robeknya tuba.Penderita bisa sampai pingsan dan syok.
Perdarahan pervaginam
penanganannya
Apabila sudah dipastikan bahwa suatu kehamilan itu adalah kehamilan ektopik terganggu, maka jalan satu - satunya adalah dengan mengakhiri kehamilan dengan cara operasi. Walau ada dengan cara menggunakan obat - obatan, tetapi itu digunakan bila KET yang didiagnosa secara dini dan belum ada robekan tuba.







Gambar Konsep Kehamilan Ektopik



Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20 – 40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun.Namun, frekuensi kehamilan ektopik yang sebenarnya sukar ditentukan.Gejala kehamilan ektopik terganggu yang dini tidak selalu jelas.



Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda; dari perdarahan yang banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat diagnosanya.Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil.Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu.Hal ini menunjukkan kematian janin.Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala-gejala yang samar-samar sehingga sulit untuk membuat diagnosanya.

Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis dini dengan persediaan darah yang cukup. Hellman dkk., (1971) melaporkan 1 kematian dari 826 kasus, dan Willson dkk (1971) 1 diantara 591 kasus. Tetapi bila pertolongan terlambat, angka kematian dapat tinggi.Sjahid dan Martohoesodo (1970) mendapatkan angka kematian 2 dari 120 kasus.Penderita mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik kembali. Selain itu, kemungkinan untuk hamil akan menurun. Hanya 60% wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik terganggu dapat hamil lagi, walaupun angka kemandulannya akan jadi lebih tinggi. Angka kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0 – 14,6%.
Faktor-faktor yang menyebabkan kehamilan ektopik sebagai berikut:
1.Faktor uterus:
a.Tumor rahim yang menekan tuba.
b.Uterus hipoplastik.
2.Faktor tuba:
a.Penyempitan lumen tuba oleh karena infeksi endosalfingitis.
b.tuba sempit, panjang dan berlekuk-lekuk
c.gangguan fungsi rambut getar (silia) tuba.
d.operasi dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna.
e.endometriosis tuba.
f.stiktur tuba.
g.divertikel tuba dan kelainan congenital lainnya.
h.perlekatan peritubal dan lekukan tuba.
i.tumor lain menekan tuba.
j.lumen kembar dan sempit.
3.Faktor ovum.
a.migrasi eksterna dari ovum
b.perleketan membrane granulose.
c.rapid cell devinision.
d.migrasi internal ovum.
4.Kegagalan kontrasepsi
Sebenarnya insiden sesungguhnya kehamilan ektopik berkurang karena kontrasepsi sendiri mengurangi insiden kehamilan. Akan tetapi di kalangan para akseptor bisa terjadi kenaikan insiden kehamilan ektopik apabila terjadi kegagalan pada teknik sterilisasi tuba, kegagalan alat kontrasepsi dalam rahim, dan kegagalan pil yang mengandung hanya progestagen saja. Kegagalan sterilisasi terjadi apabila terbentuk fistula yang meloloskan spermatozoa sehingga dapat terjadi konsepsi terhadap ovum di dalam ampulla tetapi konseptus tidak dapat masuk kembali ke dalam saluran telur untuk selanjutnya kembali ke dalam rahim seperti biasa.
5.Peningkatan afinitas mukosa tuba
Dalam hal ini terdapat elemen endometrium ektopik yang berdaya meningkatkan implantasi pada tuba.
6.Pengaruh proses bayi tabung
Komplikasi
Komplikasi yang utama adalah akibat yang ditimbulkan oleh perdarahan yaitu anemia, syok, dan kematian. Perdarahan intraabdominal yang berlangsung cepat dan dalam jumlah yang banyak bisa menyebabkan syok bahkan kematian dengan segera.
JADI SEBAGAI SEORANG BIDAN, KALAU DATANG PASIEN KEPADA KITA DENGAN KELUHAN PERUT MENGALAMI SAKIT YANG ADE KUATNYA, DI PEGANG SEDIKIT SAJA DIA MERASA KESAKITAN MAKA LEBIH BAIK KITA RUJUK , JANGAN SEKALI- SEKALI KITA MELAKUKAN ASUH AN PERSALINAN KEPADA PASIEN KITA TERSEBUT KARENA HAL ITU SANGAT MEMBAHAYAKAN KITA, PASIEN YANG MENGALAMI KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU BISA SANGAT BANYAK MENGELUARKAN DARAH DALAM HITUNGAN DETIK PUN NYAWA PASIEN BISA MELAYANG.


DAFTAR PUSTAKA


1. Ayu, Ida. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC : Jakarta.
2. Arif M. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2001. Hal. 267-271.
3. http://darsananursejiwa.blogspot.com/2010/02/askep-kehamilan-ektopik-terganggu.html.
4. Liewellyn-jones, Derek. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta, Hipokrates Edisi 6.
5. Prof. dr. Hanifa W, dkk., IlmuKebidanan, Edisi kedua, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1992, Hal. 323-334.
6. www.medica store.com/kehamilan ektopik,kehamilan luar kandungan/page:1-4
7. Prof. dr. Hanifa W. DSOG, dkk, Ilmu Kandungan,Edisi kedua, Yayasan Bina Pustaka
8. Rosanti, Anita .2003. Kumpulan Mater MaternitasII Program Studi D. IV. Fakultas Kedokteran Negeri Airlangga : Surabaya
9. Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1999, Hal 250-255.

Kamis, 05 Mei 2011

BERBAGAI MACAM TENTANG KONTRASEPSI IMPLANT..

A. Pengertian Implant
Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2006).
Kontrasepsi implan merupakan kontrasepsi yang berbentuk batang kecil yang mengandung hormon progestin. Setelah bidan mematikan rasa di kulit dengan menggunakan anastetik, kemudian alat seperti jarum (trocar) digunakan untuk menempatkan implan di bawah kulit pada lengan bagian atas. Pemasangan implan tidak memerlukan jahitan pada kulit. Secara perlahan, implan akan melepaskan progestin ke dalam aliran darah. Implan efektif digunakan selama 3 tahun.
B. Jenis Implant
Jenis-jenis implant menurut Saifuddin (2006) adalah sebagai berikut :
a. Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm, yang berisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b. Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang berisi dengan 68 mg ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c. Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
C. Mekanisme Kerja
Cara kerja implant yang setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mg levonorgestrel yang dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mg. Konsep mekanisme kerjanya menurut Manuaba adalah
1) Dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi.
2) Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa.
3) Menipiskan endometrium sehingga tidak siap menjadi tempat nidasi.
D. Efektifitas Implant
Menurut Hartanto, (2002) efektifitas implant adalah :
a. Angka kegagalan norplant kurang 1 per 100 wanita pertahun dalam lima tahun pertama. Ini lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD dan metode barier.
b. Efektifitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke 6 kira-kira 2,5-3 % akseptor menjadi hamil.
c. Norplant -2 sama efektifnya seperti norplant juga akan efektif untuk 5 tahun, tetapi ternyata setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan dalam jumlah besar yang tidak diduga sebelumnya, yaitu sebesar 5-6 %. Penyebabnya belum jelas, disangka terjadi penurunan dalam pelepasan hormonnya.
E. Indikasi
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat dilakukan pada :
a. Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum.
b. Perempuan pada usia reproduksi (20 – 30 tahun).
c. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
d. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e. Perempuan pasca persalinan.
f. Perempuan pasca keguguran.
g. Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
h. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.
i. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
F. Kontraindikasi
Menurut Saifuddin (2006) menjelaskan bahwa kontra indikasi implant adalah sebagai berikut :
a. Perempuan hamil atau diduga hamil.
b. Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyababnya.
c. Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
d. Perempuan dengan mioma uterus dan kanker payudara.
e. Perempuan dengan benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
G. Keuntungan
Keuntungan dari implant menurut Saifuddin (2006) adalah :
a. Keuntungan kontrasepsi yaitu :
a) Daya guna tinggi.
b) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
c) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
e) Bebas dari pengaruh estrogen.
f) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
g) Tidak mengganggu ASI.
h) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
i) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
b. Keuntungan non kontrasepsi yaitu :
a) Mengurangi nyeri haid.
b) Mengurangi jumlah darah haid
c) Mengurangi/memperbaiki anemia.
d) Melindungi terjadinya kanker endometrium.
e) Menurunkan angka kejadian kelainan anak payudara.
f) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang pangul.
g) Menurunkan angka kejadian endometriosis.
h. Kerugian
H. Kerugian implant
Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant adalah:
a. Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.
b. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant.
c. Biaya Lebih mahal.
d. Sering timbul perubahan pola haid.
e. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
f. Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya.
g. Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.
I. Cara pemasangan
Menurut Manuaba teknik pemasangan implant adalah sebagai berikut:
a. Rekayasa tempat pemasangan dengan tepat (apabila terdiri dari 6 kapsul buah seperti kipas terbuka).
b. Tempat pemasangan di lengan kiri atas, dipatirasa dengan likokain 2%.
c. Dibuat insisi kecil, sehingga trokar dapat masuk.
d. Trokar ditusukkan subkutan sampai batasnya.
e. Kapsul dimasukkan ke dalam trokar, dan didorong dengan alat pendorong sampai terasa ada tahanan.
f. Untuk menempatkan kapsul, trokar ditarik ke luar.
g. Untuk menyakinkan bahwa kapsul telah di tempatnya, alat pendorong dimasukkan sampai terasa tidak ada tahanan.
h. Setelah 6 kapsul dipasang, bekas insisi ditutup dengan tensoplas (band aid). Teknik ini berlaku untuk semua jenis implant.
i. Efek samping / Komplikasi dan cara Penanggulangannya
J. Saifuddin (2006) menjelaskan bahwa efek samping / komplikasi dan cara penanggulangannya adalah sebagai berikut :
a. Amenorea
i. Pastikan hamil atau tidak hamil, bila tidak hamil tidak memerlukan penanganan khusus, khusus konseling saja.
ii. Bila klien tetap saja tidak menerima, angkat implant dan angjurkan menggunakan kontrasepsi lain.
iii. Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan kehamilannya, cabut implant dan jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga kehamilan ektopik, klien dirujuk. Tidak ada gunanya memberikan obat hormon untuk memancing timbulnya perdarahan.
b. Perdarahan, bercak (spotting) ringan
i. Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada tahun pertama.
ii. Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun.
iii. Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian implant dapat diberikan pil kombinasi satu siklus, atau ibuprofen 3 x 800 mg selama 5 hari. Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis.
iv. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi, atau dapat juga diberikan 50 µg estinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
c. Ekspulasi
i. Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul lain masih di tempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.
ii. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda.
iii. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain, atau anjurkan klien menggunakan metode kontrasepsi lain.
d. Infeksi pada daerah insersi
i. Bila terjadi infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air, atau antiseptik. Berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari.
ii. Implant jangan dilepas dan klien diminta kembali satu minggu.
iii. Apabila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru. Pada sisi lengan yang lain atau cari metode kontrasepsi yang lain.
iv. Apabila ditemukan abses, bersihkan dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant lakukan perawatan luka, dan berikan antibiotik oral 7 hari.
e. Berat badan naik / turun
i. Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih.
ii. Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu klien mencari metode lain.